Ini tekad saya, ketika memutuskan siap untuk bergabung menjadi PHW.

Sulit, untuk menginisiasi sesuatu yang belum pernah dikenal sebelumnya. Bukan karena tuntutan tapi karena kebutuhan. Kastrat, rupanya masih banyak yang asing dengan istilah itu. Bahkan ada yang tidak yakin ketika kastrat menjadi pilihan untuk di inisiasi. Padahal kastrat itu ibarat jaras descenden yang kelak mencetuskan pergerakan.

Awalnya saya kira, akan sulit sekali untuk membentuk kastrat di fakultas ini. Karena masih banyak yang belum tahu apa itu kastrat, hanya sekedar tahu kastrat itu kajian strategis yang nanti mengkaji-kaji terus? Yang keliatannya serius banget gitu ya, divisi lain saja di bidang akademik peminatnya kurang sekali, apalagi kalau dibentuk kastrat nantinya?

Tapi saya tetap optimis, tekad ini bukan setengah jalan lagi tapi dengan sepenuh hati saya yakin, kastrat akan ada di kampus ini. Tidak mesti langsung jadi departemen, divisi pun tak apa, yang penting kastrat bisa ada. 'Kekeuh banget' ya itu perspektif orang yang kebingungan melihat tingkah saya, memang sih pengenalan kastrat itu tidak semudah mengenalkan diri, tapi butuh lobbying juga, dan butuh plural target. Walaupun saya disini singular, itu tidak memadamkan semangat saya untuk mengenalkan kastrat, mulai dari meja kantin, parkiran, bangku ruang kuliah, dari satu orang ke orang yang lain. Saya tahu ini cara kuno, menjelaskan satu-satu, namun ini saya maksudkan agar 'menyentuh hatinya'. Maksudnya agar pemahaman mereka tentang kastrat secara tidak langsung akan membuat mereka peka terhadap sesuatu yang menyangkut khalayak banyak disekitar.

Alhasil, tidak dihiraukan itu yang kebanyakan saya dapat. Tidak masalah sih, saya masih bisa tersenyum lebar usai menjelaskan lalu ditinggal pergi. Berarti cara saya yang salah fatal, orang akan mudah jenuh ketika mendapat snack kuno seperti itu. Cara lain? Mungkin via berbagi artikel bebas, dan setelah mencoba cara ini, responnya melonjak. Senangnya...

Tapi tampaknya saya sudah kehabisan cara, sementara waktu sudah menuntut. Netmeeting institusi wilayah III dan PHW sudah berjalan empat kali, dan dua kali saya mengikuti netmeeting walau tanpa penopang nyata kastrat dari institusi. Sebenarnya saya bimbang karena bukan kewenangan saya untuk mengambil alih menjadi perwakilan institusi, tapi disisi lain harus ada keberanian untuk berpartisipasi dan tidak apatis. Ketika dalam forum mendapat giliran mengenai pemaparan perkembangan dan kinerja kastrat di institusi, saya seringkali palpitasi karena belum ada persiapan. Seketika saya harus memutar pemikiran memgenai apa yang pantas dikaji meninjau kondisi internal dan eksternal, dan lekas menyampaikan hasil follow up terhadap kondisi internal. Dan ini yang jadi shock therapy bagi saya ketika NM 17an.

Ketika ada niat, disitu ada jalan. Ya, karena tiap bulan saya mencoba follow up kondisi internal langsung ke president BEM, sehingga bisa menyampaikan pemikiran-pemikiran yang nantinya bisa berbuah artikel. Dan responnya sangat baik, nah darisitulah saya menyampaikan keinginan-keinginan saya untuk inisiasi kastrat, namun karena kepengurusan akan regenerasi jadi mungkin setelah regenerasi.

...

Tapi ada surprise dibalik itu, ada senior yang kebetulan PHW juga mencalonkan diri menjadi capres BEM periode 2014/2015. Dengan berbagai pengalaman organisasi kewilayahan, LKMM, school of kastrat, baksoswil dan banyak lagi. Dalam kampanyenya beliau menyampaikan proker-proker besar dan dalam struktur kepengurusannya akan menambahkan satu departemen terbaru yakni departemen kastrat. Setelah pengumuman pemilpres kampus, menyatakan beliau yang terpilih. Wah saya jadi terharu, ternyata niat untuk inisiasi ini dimudahkan jalannya.

Banyak yang bertanya-tanya, mengenai kepengurusan kastrat tersebut dan bagaimana keanggotaannya? Nah hal ini mendorong saya untuk mengajukan kerangka inisiasi kastrat yang sebelumnya saya pikirkan. Untuk keanggotaannya, tentunya dari BEM akan ada open recruitment bagi siapapun yang berminat bergabung di kastrat, berapapun anggotanya pres BEM yang baru terpilih ini yakin kalau kastrat akan bisa berjalan. Sepaham dengan saya. Betapa leganya saya, melihat inisiasi sudah tercapai dan sekarang terlukis didepan mata saya.

Tapi... Memulai itu tidak semudah yang saya pikirkan, untuk promosi saja saya harus koar-koar laksana pencetus yang handai. Tapi, presentasi saya mengenai pengenalan kastrat tidak imbang dengan jumlah yang mendaftar di departemen kastrat. Di hari kedua setelah recruitment saya mendapat problem ketika menemui ketidak konsistennya anggota kastrat yang tiba-tiba secara sepihak mengundurkan diri karena ingin bergabung dengan Dewan Perwakilan mahasiswa, saya bingung sekali atas tindakan tersebut, tapi saya tetap yakin kastrat bisa tetap jalan. Memang banyak liku-liku diawalnya, tapi suatu saat akan menuai hasilnya.

Ternyata begini ya rasanya, memimpin rapat, mengkoordinasikan anggota, jarkom, bersifat terbuka terhadap masukan dan kritikan, dan lain sebagainya. Saya belum terbiasa tapi sebentar lagi akan terbiasa. Saya teringat jadinya pada sekbid yang senantiasa loyal pada anggotanya, dan dengan bergabung di ISMKI sebelumnya membuat pengalaman tersendiri bagi saya untuk mengaplikasikan kegiatan organisasi di ISMKI yang terstruktur dan menurut saya sangat ideal.

Terima kasih ISMKI, berada dalam naunganmu membuat aku berani untuk inisiasi sesuatu yang baru untuk kampus ini.

Saya tahu, saya bagaikan teko kosong tanpa dipenuhi air, tetapi setetes pun air yang ada dalam teko tersebut akan saya tuangkan pada cangkir, agar cangkir tersebut terisi dan bisa dinikmati.

Sekecil apapun kontribusi akan bermakna bila dikerjakan dengan niat dan hati yang ikhlas. :)