Mahasiswa kedokteran, sudah hapal kebiasaannya kan? Apalagi kalau bukan berkutat dengan text book yang tebal-tebal, mengetik laporan, mencatat work plan atau prosedur praktikum, perlu konsentrasi penuh untuk memahami teori dan menghapal. Mahasiswa kedokteran kelak memiliki satu tujuan yakni mengenakan jas putih. Namun tetap saja, antar sejawat nanti memiliki karateristik pribadi yang heterogen. 

Walaupun soal empati, komunikasi yang hangat, sambung rasa, kepekaan adalah bekal bagi tiap-tiap mahasiswa yang di edukasikan selama menempuh pendidikan di kedokteran. Diskusi juga telah menjadi asupan sehari-hari. Tapi ada beberapa hal yang membuat antar satu dan yang lain berbeda. Soal karakter memang bisa dibentuk, tapi saat di posisi mahasiswa saat ini adalah proses pencarian jati diri untuk menjadi sosok yang baik.

Sehingga yang dapat di amati saat ini ada beberapa isu yang akrab menyapa kita antar mahasiswa. Isu ini muncul bukan dari sistem menyangkut birokrasinya, bukan juga untuk dibuatkan petisi atau kajian. Namun isu ini muncul dari pribadi-pribadi dengan asal yang berbeda. Saat ini ditemukan di beberapa forum langsung maupun grup di
media sosial banyak pemikiran kritis mahasiswa, namun pemikiran-pemikiran tersebut menjadi tercecer belaka karena tidak di rangkum oleh pihak yang menginisiasi. Sayang sekali, aspirasi yang bisa jadi masukan tersebut tidak dikelola dengan baik. Lalu dalam penyampaian pemikiran kritisnya, kebanyakan yang langsung to the point menyampaikan tanggapannya akan suatu problematika, dan terkadang esensialnya jadi tidak diperdulikan. Lalu yang lebih fantastis apabila ditemukan perbedaan pandangan dan pendapat antar satu dengan yang lain. Perbedaan itu biasa namun yang tidak diharapkan apabila perbedaan itu sampai merasuk ke hati dan menjadikan perasaan yang tidak nyaman untuk berdiskusi secara harmonis dan dinamis seperti sediakala.

Supaya tetap tercipta ranah untuk penyampaian pemikiran kritis tersebut, solusinya adalah sampaikanlah pemikiran kritis pada tempatnya sesuai dengan judul forum dan sesuaikan juga dengan situasi serta kondisi, pandai-pandailah peka terhadap sekitar. Tetap hargai pendapat orang lain, dengarkan dan jangan sering menginterupsi kalau pendapatnya belum disampaikan secara komplit, terimalah masukan dari orang lain baik itu kritik maupun saran, kontrol emosi jangan meninggalkan forum tanpa penyelesaian jalan keluar, jangan leave grup sembarangan karena member grup biasanya banyak hendaknya hargailah member grup tersebut dengan tidak leave grup
atau chat, jangan mudah tersinggung, perhatikan dasar mengemukakan pendapat tersebut, dan selalu jaga perasaan orang lain.

Solusi utamanya adalah sampaikanlah koar-koar secara elegan, kritis boleh tapi tetap beretika dan jaga perasaan orang lain.