Ada orang yang pernah bertanya pada saya ?
Menurut anda apa itu cinta? Dengan raut penasaran ia mulai membuka percakapan. Lalau aku jawab dengan sederhana cinta itu tak ada, ia hanya panggilan bagi rasa menyukai tanpa bisa menjelaskan alasannya, itulah cinta yang sebenarnya.

Bisa saja orang mencintai orang lain karena kecantikannya, tetapi dia akan berpaling saat ada orang lain yang lebih cantik datang menghampiri.
Ada juga yang mencintai pasangannya karena harta yang ia miliki, karena dengan harta itu dia bisa hidup dengan serba kecukupan. Tapi bagaimana jika harta itu telah tiada? Masihkah ada nada cinta ?
Lain hal lagi saat orang mencintai karena jabatannya, padahal kita tahu bahwa jabatan itu sementara.
Rasa cinta akan menghilang tatkala jabatan mulai meninggalkannya.

Cinta itu sederhana. Bukti bahwa itu benar-benar cinta adalah saat kamu memikirkan orang lain, mengingatnya, selalu menyebut namanya, lalu muncul berbagai pertanyaan di dalam dirimu kenapa dengan bodohnya pikiranmu melakukan hal seperti itu? Setelah itu kamu mulai berpikir untuk mencari alasan yang logis kenapa ia selalu muncul dalam pikiranmu? Engkau mulai menebak apakah karena kecantikannya, harta, kepintaran, atau hanya karena sering ketemu saja?
Pernah kah engkau ajukan pertanyaan. apakah karena cantik aku mencintaimu? Lalu dengan sigap logikaku melumat habis alasan itu, karena banyak yg lebih cantik untuk dijadikan alasan jika memang cantik adalah alasan yang aku gunakan.

Di lain waktu, aku berpikir tentang mu, mungkinkah karena matamu yang indah itu? Tetapi apakah sepasang mata cukup untuk menjadikan nama nya selalu menyembul dalam pikiran setiap saat aku berpikir tentang rasa? Apakah hanya karena mata aku mengingatnya lekat? Apalagi karena kepintaran atau harta, sudah ku buang jauh pikiran itu. aku bukan pecinta harta yang mengagungkan materi atau bukan pula penyembah logika yang mengatasnamakan karunia Tuhan terbesar kepada manusia. Aku menjaga jarak terhadap hal seperti itu. 

Lalu karena apa?

Mungkin memang alasan yang aku cari selama ini untuk mencintaimu memang tidak ada, dan tak akan pernah ada. Aku lupa pernah mengatakan bahwa cinta datang begitu saja tanpa ada alasan yang menyertainya, dan aku mengalami hal itu, bahwa memang tak ada alasan yang kutemukan hingga saat ini.
Cinta adalah karunia Tuhan yang begitu saja hadir mengisi ruang diantara dua manusia. Cinta tak membutuhkan alasan untuk mengisi ruang-ruang potensial itu, tetapi hadir dan menetap sebagai karunia yang maha kuasa. Cinta itu lama-kelamaan akan menimbulkan ruang potensial baru yang bisa disisipi oleh kehadiran cinta yang lainnya, itulah kewajiban kita untuk menjaga cinta itu tetap mengisi ruang-ruang itu secara sempurna. Menghadirkan alasan untuk menjaga ruang terisi sempurna bukanlah sikap bijak. Karena sekali cinta yang hadir itu mengenal alasan maka ia akan meminta alasan-alasan lain hingga semua alasan sudah terkemuka. Menghadirkan cinta tanpa alasan adalah suatu kesempurnaan. Dalam kekosongan cinta akan mengisi ruang itu secara sempurna.

Saat ini aku sadar, bahwa semakin lama aku mencari alasan itu, semakin besar pula energi yang terbuang sia-sia, energi yang sebenernya bisa dimanfaatkan untuk lebih mencintai mu, bukan menyiakannya.
Selagi masih ada waktu, sampaikan ke orang yang engkau cintai, bahwa engkau mencintainya tanpa alasan, karena engkau sudah lelah untuk mencari alasan yang tepat untuk tetap mencintainya.
Tetapi di saat pergolakan pemikiran itu kamu tak bisa menemukan alasan apapun kenapa ia selalu muncul dalam ingatanmu. Lalu yakinlah bahwa itu cinta, karena Tuhan memberikan cinta terhadap dua pasang manusia tanpa perlu alasan, tapi itulah karunia.

Kalaupun mencintai memang butuh alasan ? lalu alasan apa yang akan engkau dengungkan untuk mencintai Tuhan ?